Selain berguna sebagai sarana evaluasi
untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas pribadi, kriteria tersebut
dapat juga sekaligus dijadikan acuan misalnya dalam hal penilaian
atau evaluasi unjuk kerja (prestasi) karyawan (animator), menentukan
strategi pengembangan kemampuan, wawasan serta skill staff animator,
merumuskan langkah serta materi yang diperlukan untuk merekrut hingga
pelatihan calon animator dan lain sebagainya.
Beruntung jilid satu bagi saya,
walaupun saat itu saya masih belum terekspos dan familiar dengan
kemudahan mencari jawaban melalui Wikipedia maupun Google, namun
studio tempat saya bekerja kala itu memiliki perpustakaan literatur
animasi yang cukup lengkap dan memadai untuk mengakomodasi semua
kebutuhan saya dalam upaya pencarian (quest) tersebut.
Beruntung jilid dua, ternyata dari dulu
memang usaha untuk mengenali ciri-ciri yang menjadikan seorang
animator dapat dianggap sebagai animator berkualitas sudah dilakukan,
dan penelitian tersebut juga tentunya bukan dikerjakan oleh
orang-orang sembarangan. Jadi apa yang saya perlu kerjakan adalah
menyaring, memahami dan mengolah semua informasi dan pengetahuan
tersebut yang kemudian disesuaikan pula dengan kondisi yang saya
hadapi dalam dunia nyata pada saat itu.
Salah satu sumber pengetahuan yang
berhasil saya dapatkan mengenai ciri-cirinya animator yang baik atau
bagus (kualitas skill), datang dari sang Raja (istilah saya pribadi)
dunia animasi itu sendiri yaitu Walt Disney.
Pada tahun 1935 beliau secara detil dan
panjang lebar menjelaskan pemikirannya mengenai tindakan yang perlu
dilakukan untuk meningkatkan kualitas skill dan kemampuan para
animator Disney.
Dalam salah satu bagian dari uraian
pemikirannya tersebut Walt Disney menyebutkan beberapa kriteria 'Good
Animator' :
- Good draftsmanship
- Knowledge of caricature, of action as well as features
- Knowledge and appreciation of acting
- Good taste of humor and gags
- Knowledge of story construction and audience values
- Good knowledge of work’s routine
Jika saya harus membahas masing-masing kriteria tersebut tentunya akan memakan banyak waktu untuk menuliskannya, sedikit banyak pemahamannya sudah saya jelaskan pada posting saya sebelumnya yaitu trilogy berjudul “Jangan (sebaiknya) Mengaku Animator (2D) Kalau:....”
Yang pasti pemikiran Walt Disney tersebut dan pengetahuan dari sumber lainnya tentang kriteria animator yang bagus, sangat berguna dan menjadi acuan saya dalam upaya untuk tidak mudah puas dan terus mencari cara serta belajar menjadi 'Good Animator'.
Berikut ini adalah sedikit kutipan cerita menarik dan sekaligus inspiratif (bagi saya pribadi) tentang usaha seorang 'animator' untuk menjadi Animator yang lebih baik, kisah ini saya sadur secara bebas dari buku “Animator's Survival Kit” karya Richard Williams (Sutradara Animasi “Who Framed Rogger Rabbit”) .
Ketika Richard Williams berusia sekitar 40 tahun, ia telah menganimasi selama 18 tahun, memiliki sendiri studio animasi yang sukses di London dan memenangkan lebih dari 100 penghargaan internasional. Namun bagi bapak yang satu ini, pendidikan animasi yang sebenarnya dalam menganimasikan artikulasi gerakan dan gaya penampilan, adalah ketika ia menyewa animator kawakan Warner Bros. Bernama Ken Harris.
Setelah berguru selama 8 tahun (jadi umurnya Williams saat itu kira-kira sudah 48 tahunan), komentar gurunya adalah: “Hey kamu sudah bisa memposisikan gambarmu secara benar, kamu tahu... kamu mungkin bisa jadi animator.” Saat itu ternyata Williams baru bisa menggambar karakter animasinya dengan ‘bagus’ dalam beragam gaya, fungsional tapi belum bisa menampilkan gaya dan gestur gerakan yang terasa lebih hidup dan meyakinkan.
Williams mendobelkan usahanya dan tahun berikutnya Ken Harris bilang “Ok, selamat ya... kamu sekarang layak disebut animator”.
Beberapa tahun setelah itu, pada suatu hari setelah memeriksa karya sang murid, Ken berkata, “Hey Dick (nicknamenya Richard Williams), kamu kayaknya bakal punya kesempatan jadi animator yang bagus .”
Setelah 14 tahun bekerja dan belajar bareng, sang guru kini sudah berumur 82 tahun dan mulai sakit-sakitan, Williams berkata (bergurau) pada gurunya, “Wah setelah sekian lama koq saya masih saja belum bisa menguasai tehnik bapak dengan baik, kayaknya jurus animasi bapak ini nanti tidak akan dapat diwariskan dan bakalan dibawa ke liang kubur nih”. Sang guru cuman nyengir dan berkata, “Gak apa-apa, kamu juga sudah mengembangkan dengan baik, tehnik kamu sendiri koq”.
Setahun kemudian Ken Harris sang guru akhirnya meninggal dunia, sementara Richard Williams terus melanjutkan studinya dengan menyewa para animator legendaris lainnya untuk ditimba ilmunya.
"You never know what is enough until you know what is more than enough."
--William Blake
--William Blake
“Only those who have learned a lot are in a position to admit how little they know.”
--L. Carte
--L. Carte
post terusss......... saya sangat suka dengan postingan" anda...
BalasHapusTerima kasih banyak untuk apresiasinya.
BalasHapus