Jumat, 04 September 2015

Belajar Animasi: 2D atau 3D dulu?

Sedikit meluruskan jargon yang digunakan agar tidak bingung. 2D, 3D, Stop Motion semua sama mediumnya yaitu Animasi, istilah 2D (classical animation), 3D dan Stop Motion adalah untuk membedakan metoda dan prosedur teknisnya; 2D itu metodanya digambar secara manual baik secara digital (digitizer, scanner)ataupun tradisional (pensil dan kertas), 3D seluruh elemen animasinya dikerjakan secara virtual menggunakan komputer . Stop Motion menganimasikan secara manual dengan  menggunakan benda atau bahan tiga dimensi yang nyata atau real life seperti clay, armature puppet, dan lain-lain.

Mengenai pernyataan yang banyak beredar dan masih sering diperdebatkan, yaitu; "Untuk bisa jadi animator 3D yg berkualitas harus atau sebaiknya belajar animasi 2D terlebih dahulu", bagi saya pribadi terasa kurang tepat dan ketinggalan zaman. 
Mungkin pada awalnya pendapat tersebut lahir hanya karena didasari oleh keinginan sekelompok animator 2D agar mereka tetap bisa eksis serta masih dianggap penting, ditengah semakin meningkatnya kepopuleran animasi 3D yang berdampak pada menurunnya minat pelaku (eksisting dan calon animator, pebisnis etc.) dan pasar terhadap animasi 2D.  
Juga fakta pada masa-masa awal ketika animasi 3D mulai berkembang, demi tuntutan survival agar tidak kehilangan mata pencaharian, lebih banyak 2D animator berpengalaman yang beralih ke 3D dibandingkan yang asli mulai dari awal berkarir dan berkarya menggunakan metoda 3D.

Pada kenyatannya yang paling menentukan bagi animator 2D maupun 3D agar memiliki kualitas terbaik dalam menganimasi adalah seberapa dalam tingkat pemahamannya mengenai prinsip animasi dan penguasaan teknis pekerjaannya. 

Keberhasilan dalam memahami prinsip animasi sama sekali tidak ada kaitannya dengan metoda teknis animasi (2D atau 3D) yang dipilih. Artinya seorang 3D animator tanpa skill menggambar sekalipun dan dari awal dengan secara eksklusif hanya menggunakan metoda animasi 3D, dia dapat mempelajari prinsip animasi dengan hasil pemahaman yang sama baik atau bahkan buruknya dengan animator 2D.

Karena tuntutan metoda teknis, seorang animator 2D wajib harus memiliki skill drawing yang kuat sebagai modal agar dapat memahami prinsip animasi secara lebih mudah, lengkap dan sempurna, apalagi jika mengingat terdapat banyak variasi style animasi (Anime, Disney style, Cut Out dan lainnya) yang mana masing-masing menuntut adaptasi dan modifikasi penerapan prinsip animasi secara spesifik.
Drawing skill atau keahlian dalam menggambar inilah yg menjadi nilai tambah bagi seorang animator 2D jika dibandingkan dengan animator 3D, yaitu salah satunya dalam hal kemudahan animator 2D untuk migrasi ke 3D daripada jika yang terjadi adalah kebalikannya yaitu dari 3D beralih ke 2D (hanya berlaku bagi animator 3D yang memang sama sekali tidak punya skill menggambar).

Belajar medium animasi untuk mencapai tingkat keahlian yang tinggi bukanlah perkara yang mudah, dibutuhkan dedikasi dan disiplin yang tinggi untuk benar-benar menguasainya secara penuh. Oleh sebab itu sebagai langkah awal mulailah belajar dengan memilih metoda yang paling mudah untuk dipahami dan menyenangkan untuk dikerjakan.


Minggu, 31 Mei 2015

Karier Saya Dalam Satu Gambar

Pepatah mengatakan satu gambar senilai dengan ribuan kata, kalau karier saya dalam dunia animasi 2D di masa lalu, sekarang dan masa depan dituangkan dalam satu gambar, kira-kira seperti ini wujudnya: